Senin, 01 Maret 2010

Dari Lubuk Hati Ku...


Kami tak tahu, kapan kami mulai lahir......
Semuanya mengalir dan berjalan melintasi waktu
Dengan apa adanya......
Sampai saat inipun kami masih aktif mengorganisir
Diri kami dan menjalin.

tali persahabatan.....
Dari masa ke masa...hingga era kini...
Kami selalu dihujat... di caci.....
Kami sudah kenyang dengan nasi vonis.....dengan
Lauk pauknya komdis..serta..piringnya Komding
Kami mohon ma’af..atas ulah adik-2 kecil kami
Yang selalu meresahkan selama ini...
juga peringatan bagi oknum-2 yang selama ini memanfaatkan
atas nama kami...slogan kami...
Keberingasan bukan semboyan kami
Apapun cerita kami diluar sana......
Apapun foto-foto kami diluar sana.....
Apapun Ulasan-2 kami diluar sana
Sangat bermanfaat bagi mereka-mereka yang
Menghujat kami..!
Kami tidak butuh...pembenaran...
Kami tidak butuh..alasan
Inilah kami.....para BONEK yang tetap exist..
SAMPAI KINI.....
Tak sebilah Pedangpun bisa melukai diriku..
Tak lelah dan tak akan habis keringat kami
memperbaiki citra BONEK...
sampai kapanpun kami akan terus bersama
bersatu memeperbaiki diri..
AYO BERSAMA KITA BANGUN NAMA BONEK
Dengan rasa Cinta dan Kebersamaan...........
Tak ada yang lain, selain dirimu..
Yang selalu kupuja...
Ku sebut namamu..
Disetiap hembusan nafasku
Ku sebut namamu...
Ku sebut namamu.

BONEK: DULU & SEKARANG!

Berbicara tentang sepakbola pasti tidak akan lepas dari yang namanya pendukung atau supporter.

Di dunia kita telah mengenal nama–nama supporter fanatik club-club besar dunia, seperti Milanisti (AC Milan), Madridisti (Real Madrid), dll. Di Indonesia sendiri juga dikenal nama-nama supporter super fanatic, sebut saja Bonek (Persebaya), Viking (Persib), Brajamusti (PSIM), Panser Biru dan Snek ( PSIS ), dsb.

BONEK
Mendengar nama Bonek sebutan supporter kesebelasan kebanggaan arek-arek suroboyo yaitu Persebaya Surabaya, pasti tidak asing lagi di telinga para pecinta bola di tanah air, mungkin juga di dunia.
Bonek adalah gerombolan anak muda supporter sepak bola yang datang ke pertandingan sepak bola dengan modal nekat. Nama Bonek sendiri muncul ketika pada tahun 1988 Persebaya lolos ke final di istora senayan. Dengan menggunakan 110 bus dan dikoordinir oleh pak Dahlan Iskan yang pada waktu itu menjabat sebagai pemimpin redaksi harian Jawa Pos, bonek menyerbu Ibukota untuk memberikan dukungan pada tim kebanggannya Persebaya Surabaya. Sedangkan yang tidak terkoordinir datang menggunakan kereta api dengan membawa modal pas-pasan mereka tetap nekat datang ke Jakarta, karena kecintaannya pada Persebaya Surabaya. Berbicara bonek tidak saja berasal dari Surabaya, melainkan seluruh Jawa Timur pada umumnya, seperti Pandaan, Pasuruan, Mojokerto, dsb. Dengan modal pas-pasan serta kenekataanya itulah masyarakat menamakan pendukung Persebaya Surabaya dengan sebutan Bonek alias Bondo Nekat (modal nekat).

Sekarang ini Bonek telah mengalami perubahan yang sangat pesat, tepatnya 5 tahun yang lalu. Sebagai contoh adalah Bonek menerima dengan ramah supporter Persib Bandung yaitu Viking, dan supporter PSIS Semarang (Panser Biru), yang notabene keduanya pada tahun sebelumnya merupakan musuh bebuyutan Bonek. Sempat ada omongan dari teman-teman Viking, kala itu mereka berangkat ke Surabaya dengan perasaan tidak tenang dan mereka berjanji akan mencari pos polisi terdekat serta rumah sakit terdekat jika nantinya terjadi hal yang tidak diinginkan, akhirnya rasa takut dan cemas itu sirna melihat perlakuan yang sangat baik dari Bonek. Setelah Viking tamu-tamu berikutnya silih berganti mengunjungi Tambaksari yg terkenal angker buat siapapun seperti : Ultrasmania Gresik, Persikmania Kediri, Banaspati, Deltamania dan suporter PSMS Medan maupun Wamena dalam laga lanjutan 8 besar LI kemarin.

Untuk merubah citra negative yang telah melekat dalam diri Bonek tidaklah muda seperti kita membalikkan telapak tangan kita. Bonek sendiri ada dua yaitu Bonek Terkoordinir dan Bonek tidak terkoordinir atau biasa disebut Bonek Liar. Merubah citra Bonek telah berbagai cara dilakukan oleh YSS (Yayasan Suporter Surabaya), selaku wadah supporter Surabaya, saat ini YSS telah memiliki 6.000 anggota. Jumlah itu masih sedikit mengingat kapasitas stadion Gelora 10 November adalah 25.000. Bapak Wastomi Suhari mengemukakan “ merubah image Bonek yang terpenting adalah adanya peran serta masyarakat agar memandang Bonek tidak dari sisi negativenya saja, tetapi lihat juga sisi positifnya."