Rabu, 17 Februari 2010

"BONEK" ANAK NEGERI INI

"BONEK" ANAK NEGERI INI

Hampir setiap orang di Indonesia, mungkin dunia pernah mendengar Julukan Suporter Bola dari Surabaya ini – BONEK (Bhondo Nekat). Beberapa hari belakangan ini fenomena Bonek semakin membuat resah kuping yang mendengarnya. Banyak yang kemudian menjadi Sinis Terhadap Bonek, meskipun tidak sedikit pula yang kemudian prihatin.

Beberapa peristiwa kekacauan yang disebabkan “Bonek mania” antara lain adalah kerusuhan pada pertandingan Copa Dji Sam Soe antara Persebaya Surabaya melawan Arema Malang pada 4 September 2006 di Stadion 10 November, Tambaksari, Surabaya. Selain menghancurkan kaca-kaca di dalam stadion, para pendukung Persebaya ini juga membakar sejumlah mobil yang berada di luar stadion antara lain mobil stasiun televisi milik ANTV, mobil milik Telkom, sebuah mobil milik TNI Angkatan Laut, sebuah ambulans dan sebuah mobil umum. Sementara puluhan mobil lainnya rusak berat. Atas kejadian ini Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan hukuman (sebelum banding) dilarang bertanding di Jawa Timur selama setahun kepada Persebaya, kemudian larangan memasuki stadion manapun di seluruh Indonesia kepada para bonek selama tiga tahun.
Sekitar Agustus 2006, bonek dijatuhi sanksi lima kali tidak boleh mendampingi timnya saat pertandingan away menyusul ulah mereka yang memasuki lapangan pertandingan sewaktu Persebaya menghadapi Persis Solo di final divisi satu. Ironisnya, tahun 2005, Persebaya justru rela dihukum terdegradasi ke divisi satu gara-gara mundur di babak 8 besar. Pihak klub beralasan untuk melindungi bonek agar tidak disakiti.



Tanggal 22-23 Januari 2010 kemarin, berita Bonek kembali merebak. Rombongan Bonek berangkat dan pulang menggunakan kereta menjadi atau menelan korban. Beberapa kerusakan terjadi di sepanjang jalan yang dilalui supporter ini. Media mengatakan Bonek berulah dan memakan korban. Dari sudut sebaliknya Bonek mengatakan telah menjadi Korban pelemparan Batu di Solo.

Apapun yang terjadi Korban telah berjatuhan, bukan hanya kerugian Materi tapi juga hilangnya nyawa telah menjadi tumbal. Lebih menakutkan daripada itu semua mental anak bangsa yang mengakar, perlahan-lahan merasuk menjadi sikap kehidupan biasa.

Bayangkan anak balita dengan mudah menirukan lagu-lagu rasis yang memang sering dinyanyikan bukan saja oleh Bonek tapi hampir semua supporter bola di tanah air.

Bagaimanapun Bonek adalah anak-anak bangsa yang mau tidak mau harus kita akui.

Bonek Juga Manusia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar